Jumat, 02 Desember 2011

BECAUSE I AM A GIRL (CHAPETER 3 : SUNRISE)

Type                : Multi-chapter
Author             : Istrinya Kyuhyun
Main Cast       : Cho Kyuhyun, Lee Ha In, Lee Song Na (omma)
Supporting Cast : Ryeowook, Siwon
Rating             : All Ages
Theme             : Romance, tragedy





Ha In’s POV

I just cant understand the hearts of men
They tell you they want you
I believed those words
And then they leave you


“Ha In, kau bisa lihat Omma?” kudengar suara omma berkata didepanku. Tapi yang bisa kulihat hanya bayangan kasar, yang masih tidak terlalu jelas.

“Pandanganku masih kabur Omma” ucapku sambil terus mengerjapkan mataku. Baru 5 menit yang lalu perban operasi 3 hari yang lalu itu dibuka oleh dokter Siwon.

“tunggu saja satu jam lagi ahjuma, keadaan Ha In akan pulih. Dia belum membiasakan diri saja” kata dokter Siwon pada omma, kulihat samar dia tersenyum, sangat tampan.

Tetapi dari semua kebahagian yang terpancar dari wajah semua orang saat ini, terselip satu pertanyaan dihatiku, dimana dia? mana wajah Kyuhyun? kenapa cuma ada omma, dokter dan perawat?

“Omma, dimana Kyuhyun?” tanyaku pada omma.

“Kyuhyun? Hmm, omma tidak tahu. Sejak kau masuk ke ruangan operasi 3 hari yang lalu, dia tidak pernah kesini lagi.”

“Tapi dia sudah berjanji tidak akan meninggalkanku Omma”

Dia melanggar janjinya. Dia pergi. Tapi kemana? Apa salahku? Kenapa dia tak ingin aku melihat wajahnya?. Tanyaku di dalam hati.

“Ha In, istirahatlah dulu, kalau kau sudah keluar dari rumah sakit kau bisa mencarinya” kata omma sambil membelai kepalaku.

Kemana aku harus mencarinya omma? Aku tak tau dia tinggal dimana, dia selalu menemuiku di taman. Kataku dalam hati. Entah mengapa perasaanku tidak enak, ada sesuatu yang mengganjal di benakku.

***

Please don’t break the hearts of girl
Who’ll do anything for love
I didn’t know that living this life
While being loved would be so hard


Semuanya tampak sama seperti hari-hari biasa, aku ditemani roland duduk di bangku taman di tepi danau, angin berembus sejuk dan membuat rambutku berkibar, yang berbeda hanya aku sudah bisa melihat kembali, dan tidak ada dia yang biasanya selalu duduk disisiku, Kyuhyun menghilang. Sudah sebulan, dan sudah sebulan juga aku mencarinya, menunggunya disini.

“Kyu, kau dimana? Kenapa kau ingkar janji? Aku membutuhkanmu. Bogoshipo.” Kurasakan air mataku mengalir deras dipipiku. Aku tak peduli setiap orang yang lewat pagi itu memandangku dengan heran.

Kenapa aku harus menangis? Aku dan dia hanya teman, dia bukan kekasihku, kenapa aku harus menangis? Ratapku dalam hati.

Aku merasakan sakit yang amat dalam dihatiku. Hatiku bagai terpecah belah menjadi serpihan kecil.

Roland seperti mengerti perasaanku, dia berbaring di atas rumput, kepalanya tampak lunglai dan pandangan matanya sedih. Aku tau orang-orang disekitarku mengkhawatirkanku yang menangis setiap hari. Aku tahu omma selalu ikut menangis setiap kali aku menangis, walaupun omma hanya mengintip dari balik pintu kamarku. Aku sendiri tak tahu kenapa aku bisa sekacau ini, bahkan rasa sakit yang aku alami melebihi rasa sakit saat aku tau aku akan buta lima tahun lalu.

“Annyonghaseo, apakah kau Lee Ha In?” tiba-tiba seorang pemuda berambut coklat emas datang menghampiriku.

“Ne, kamu siapa?” entah kenapa tiba – tiba aku teringat akan pertemuanku yang pertama dengan Kyuhyun, tapi aku tidak merasakan kehangatan seperti Kyuhyun, dan aromanya, bukan aroma tubuh Kyuhyun.

“Ryeowook imnida” katanya sambil mengulurkan tangannya.

“Ha In imnida” kataku menjabat tangannya, dengan dahi yang berkerut bingung. Sepertinya aku pernah mendengar nama ini sebelumnya.

“Aku assisten Cho Kyuhyun” ucapnya.

“Kamu assiten Kyu? berarti kamu tau dimana Kyu?” aku langsung memberondongnya dengan berbagai pertanyaan, tanpa menyuruhnya duduk dibangku sebelahku.

“Tunggu, tunggu, biarkan aku cerita dulu. Aku juga tidak tahu kemana dia pergi.”

“Lalu kenapa kau kesini menemuiku kalau kau tidak tau dia dimana!” kataku sedikit kasar padanya.

“Memang kenapa? Tidak bolehkah. Aku hanya penasaran dengan keadaanmu, setelah Kyuhyun pergi. Kau pasti hancur. Apa kau mau ikut denganku ke rumah Kyu?” Katanya dengan wajah tersenyum

***
Kyuhyun’s pov

“Kau mau kemana Kyu?” Ryeowook bertanya karena melihatku memasukan semua bajuku ke dalam koper.

“Aku mau pergi Wookie”

“Kemana? Ada pemotretan?”

“Ani, aku akan pergi ke luar negeri, orang tuaku membutuhkanku disana”

“Mwo? Lalu bagaimana dengan karirmu? Bagaimana dengan aku? Aku dipecat?” katanya dengan muka kebingungan dan khawatir. Aku tau, dia adalah satu-satunya tulang punggung keluarganya, aku tidak akan tega membiarkannya menderita mencari pekerjaan.

“Kamu yang akan menggantikanku. Aku tinggalkan semua peralatan memotretku untukmu, juga rumahku ini. Tinggalah disini dengan ibu dan adik-adikmu.” Kataku sambil menyerahkan segepok kunci rumah ini padanya.

“Kau tidak akan kembali?” Dia bertanya dengan wajah sedih.

Aku menggeleng lemah. Aku tahu dia akan sangat kehilangan aku, dia sudah menganggapku seperti adiknya sendiri.

“Lalu yeoja itu? Lee Ha In? Bagaimana dengannya?”

“Kenapa dengan dia? Sebentar lagi dia bisa melihat, dia pasti tidak akan membutuhkanku lagi.” Mendengar namanya, rasa sakit dihatiku muncul kembali.

“Memang kau tidak mencintainya?”

“Aku? Entahlah yang ada difikiranku sekarang hanya orang tuaku. Aku pergi dulu Wookie, jaga dirimu baik-baik, kau pasti bisa jadi fotografer terkenal, kau sudah aku rekomendasikan kepada seluruh kolegaku.” Kataku sambil menatap wajahnya. Inilah saat terakhirku menatap wajahnya,entah kapan lagi aku bisa menatap wajahnya lagi.

“Hati-hati dijalan Kyu” ucapnya sambil menjabat tanganku.

Mianhae Wookie-hyung, semoga kau sukses. Kataku dalam hati.

***

Ha In’s pov

“Ini kamar Kyuhyun, aku sengaja tidak memakainya, dan membiarkan keadaannya sama seperti sesaat sebelum dia pergi” Kata Ryeowook samba membuka pintu kamar Kyu dilantai dua rumah mewah ini.

Kulihat di dalam dinding kamar itu tertempel banyak sekali foto, ada pegunungan, laut, sepasang model, dan… fotoku.

“Ini, fotoku?” tanyaku pada Ryeowook dengan dahi berkerut heran.

“Ne, setiap dia pergi denganmu, dia selalu memotret semua ekspresi wajahmu waktu itu.”

Aku ambil salah satu fotoku yang tertempel di dinding. Fotoku dengan setetes air mata di sudut kiri mataku, kelopak mataku masih tertutup, aku waktu masih buta. Melihat foto itu air mataku mengalir lagi. Aku kembali teringat saat – saat Kyu masih ada disisiku.

“Kau mau melihat wajah Kyuhyun, Ha In?” ucap Ryeowook menyadarkanku dari kenangan masa lalu itu.

“Ne” kataku dengan suara parau

Kulihat Ryeowook membuka sebuah laci, dan mengeluarkan sebuah foto yang berbingkai kayu berwarna hitam.

“Ini Kyuhun” kata Ryeowook sambil menyerahkan foto itu padaku.

Didalam foto itu tampak seorang pemuda berkulit putih dengan rambut pendek berwarna gelap sedang memegang sebuah kamera sambil tersenyum manis menampakan giginya yang putih bersih dan rata, sangat tampan. Tiba-tiba didalam hatiku seperti ada yang menggores dengan silet, perih sekali, dan membuat air mataku kembali mengalir, aku jatuh terduduk di atas ranjang.

“Katamu wajahmu seperti gorilla, wajahmu bukan seperti gorilla, tetapi seperti setan! Kau tau Kyu, seperti setan! Kau brengsek Kyu! Kenapa kau tinggalkan aku Kyu, kenapa?” Tangisku meledak, aku sudah tidak bisa lagi membendung kesedihanku, aku berteriak sekeras-kerasnya, aku memaki-maki foto kyuhyun, dan Ryeowook hanya hanya diam melihatku meratap. Lalu tiba-tiba aku merasa badanku lemas sekali dan semuanya gelap.


Although I say I hate you now
I'll be missing you
Since I am a girl,
To whom love is everything


***
Ternyata aku pingsan, dan Ryeowook yang mengantarkanku pulang setelah sebelumnya menelepon omma.

“Gwechana? Ha In-ah gwenchana?” kudengar omma bertanya keadaanku dengan suara yang sangat khawatir.

“Ne, omma, gwenchana.” Kataku lalu bangun dari tempat tidurku.

“Kenapa kau bisa seperti ini? Lupakan dia Ha In. Lupakan Cho Kyuhyun yang sudah mencampakanmu” Kata omma sambil mengguncang-guncangkan badanku.

“Tidak bisa Omma, aku tidak bisa melupakannya” aku benar-benar sedih melihat omma begitu mengkhawatirkanku.

“Kau harus bisa melupakannya Ha In! harus! Kalau tidak, kau sama saja tidak menyayangi ommamu ini” Kata omma tegas, dengan air mata yang mengalir di pipinya. Omma lalu keluar dari kamarku sambil menangis.

“Mianhae Omma, jeongmal mianhae” saat omma pergi, baru aku sadari bahwa disampingku tergeletak sebuah foto berpigura, foto Kyuhyun.

“Brengsek kau Kyu! Brengsek!” aku berteriak sekeras-kerasnya, lalu aku lempar foto itu ke dinding.

Praang. Kaca di pigura itu pecah berhamburan setelah pigura tadi membentur dinding.

Aku bangkit dari tempat tidur dan berdiri di depan cermin. Penampilanku benar-benar kacau. Wajahku pucat, mataku sembab, dan rambutku acak-acakan.

Kyu benar-benar sudah membuatku gila. Dia menguras air mataku, dia menghilangkan akal sehatku, dan dia membawa pergi hatiku.

Saat kutatap bayangan wajahku di cermin, aku melihat sesuatu di dalam sinar mataku. Aku merasa sinar mata ini sangat familiar denganku, sinar yang hangat, yang sepertinya baru saja aku lihat di mata seseorang



What am I going to do if you really forget about me?
I’m in so much pain,
More pain that I can bare
Because I’m still in love with you

***

“Ha In, aku punya sesuatu untukmu” Kata Ryeowook padaku. Hari ini dia meminta bertemu denganku di taman, sepertinya dia membawa berita penting.

“Apa?” aku lihat dia membawa bungkusan coklat yang lumayan tebal, aku tebak itu pasti buku.

“Kau buka saja ini” dia menyorongkan bungkusan itu padaku.

Perlahan kubuka bungkusan yang tampaknya pembungkus dari salah satu toko buku terkenal di kota ini. Ternyata sebuah majalah fotografi dari luar negeri, dan yang menjadi model di cover majalah itu adalah seorang yeoja berwajah oriental dengan mata tertutup namun senyum tersungging di wajahnya, wajahnya tampak cerah dan bahagia, yeoja yang cantik.

“Ini, foto di cover ini”  kataku padanya. Aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang aku lihat tadi.

“Ne. itu fotomu. Itu foto buatan Kyuhyun. Ternyata dia diwawancarai oleh majalah itu setelah mengirimkan fotomu pada majalah itu. Kau bisa baca judul artikelnya kan, The Beautiful of Blind, The Winner of fotography contest. Bukalah, dan baca halaman 10”

Aku membuka majalah itu di halaman 10, dan terpampang wajah tampan Kyuhyun seperti foto yang sama yang aku punya. Aku membaca kata demi kata artikel tentang Kyuhyun itu, dan sampailah aku pada sebuah cerita Kyuhyun tentang yeoja yang menjadi cover majalah itu dan Korea Selatan sebagai negara asalnya, disitu tertulis “There's someone I'm in love with, although I can't be with her now, i'm still in love with her”

“Dimana dia sekarang Ryeowook?” tanyaku dengan mata yang berkaca-kaca.

“Kanada, dia bersama orang tuanya. Lusa aku kesana kau mau ikut?”

“heem” Aku hanya bisa mengangguk penuh semangat. Tak kusangka akhirnya aku bisa bertemu dengan Kyu. Perasaanku benar-benar berkecamuk.

***
Akhirnya aku terbang ke Kanada bersama Ryeowook. Awalnya omma tidak setuju, dia sangat marah mendengar rencana kepergianku. Namun sepertinya rasa sayang omma padaku mengalahkan rasa marahnya padaku. Dia akhirnya mengijinkanku mengejar cinta sejatiku. Setelah mendarat di bandara, aku dan Ryeowook menggunakan taksi menuju rumah orang tua Kyuhyun. Dan sekarang didepanku sebuah pintu rumah berwarna putih menjulang, pintu rumah orang tua kyuhyun.

“Ah, Wookie-ya” ucap seorang wanita berwajah oriental yang cantik setelah pintu terbuka. Dia pasti ibunya Kyu, matanya mirip dengan Kyu.

“Annyeonghaseo, Nyonya Cho, bagaimana kabar anda” ucap Ryeowook sambil membungkukan badan.

“Baik, sangat baik, bagaimana denganmu?” Tanya Nyonya Cho pada Ryeowook, lalu pandangannya beralih padaku “ah, ku saramen nuguseyo-siapa dia?”

“Annyeonghaseo, Lee Ha In imnida” kataku sambil membungkukan badan.

Nyonya Cho memandangku dengan lekat, sangat lekat kalau menrutku. Dia terus memandangi wajahku, mataku lebih tepatnya. Lalu dia tiba-tiba terlihat seperti terkejut, dan menutup mulutnya dengan tangannya. Berbagai pertanyaan timbul di benakku melihat reaksi Nyonya Cho.

“Nyonya, dimana Kyuhyun? Saya ingin bertemu dengannya” Kata Ryeowook mencairkan suasana kaku yang timbul akibat reaksi dari Nyonya Cho tadi.

“Kyuhyun? Hm, dia ada di taman dekat rumah dengan anjingnya, 500 meter dari sini, dari perempatan blok itu belok ke kanan” Nyonya Cho menunjukan jalan menuju taman.

“Baiklah kalau begitu kami kesana dulu Nyonya” Ryeowook berpamitan pada Nyonya Cho, dan kulihat Nyonya Cho, masih memandangi mataku dengan tatapan yang tak bisa aku artikan.

“Ah, Wookie-ya, bisakah kau tinggal disini dulu, ada yang mau aku ceritakan padamu, setelah itu baru kau menemui Kyuhyun” Nyonya Cho berkata pada Ryeowook sambil sesekali masih memandangiku.

“Kalau begitu aku pergi kesana sendiri saja, kau tetaplah disini” Kataku pada Ryeowook.

Aku lalu berjalan, menyusuri jalan perumahan itu sendiri. Jalanan sangat sepi, angin dinginpun mulai berhembus kencang.

Sampai ditaman aku kebingungan mencari sosok Kyu. Taman itu lumayan luas. Aku mengarahkan pandanganku menyusuri setiap sudut taman itu. Lalu mataku menangkap sesosok pemuda yang sedang duduk di bangku taman di salah satu sudut taman itu. Tampak dia berkali-kali melemparkan bola ke berbagai arah taman dan menyuruh anjingnya mengejar bola itu.

Kudekati pemuda itu. Semakin dekat, sosok pemuda semakin jelas. Dia memakai jaket hitam dan celana hitam, serta kacamata hitam. Tiba-tiba angin kencang bertiup ke arah kami dan menerbangkan selembar foto yang tampak sedang digenggam oleh pemuda itu. Selembar foto itu lalu jatuh tepat dikakiku. Ku ambil foto itu dan kulihat bahwa itu adalah fotoku.

***
Kyuhyun’s pov

Lampu operasi menyala terang di atas kepalaku, membuatku silau.

“Kau sudah siap Kyu?” Siwon bertanya padaku.

“Tunggu sebentar Siwon, aku masih mau menatap wajahnya” ucapku sambil terus menoleh kea rah Ha In yang terbaring di atas meja operasi denga masker oksigen telah terpasang. Kugenggam tangannya, merasakan kehangatan tubuhnya untuk terakhir kali.

“Sudah waktunya Kyu” Siwon berkata sambil mendorong meja operasiku menjauhi meja operasi tempat Ha In terbaring. Perlahan tanganku dan tangan Ha In terpisah, hingga akhirnya tak lagi mampu kugapai tangannya.

Aku masih menoleh memandangnya yang tampak tertidur damai. Sampai akhirnya Siwon memegang kepalaku dan menghadapkannya ke atas. Dia lalu memakaikan kain berwarna hijau untuk menutupi wajahku. Hanya ada dua lubang bulat menganga pada mataku.

Entah kenapa air mataku mengalir, inilah saat terakhirku dekat denga Ha In, bisa melihat wajahnya, dan bisa menggengam tangannya.

Tiba-tiba rasa sakit seperti dicubit mendera lenganku, tak lama setelah itu aku merasa mengantuk, dan kupenjamkan mataku utuk selamanya.
Selamat tinggal Ha In. Kataku dalam hati.

***

Ha In’s pov

“Fotoku, dimana fotoku? Ya tuhan! Siapapun yang ada disini tolong ambilkan fotoku” Kyu berteriak-teriak sambil meraba-raba kesegala arah.

Perasaanku berkecamuk saat ini. Melihat keadaan Kyuhyun, dan melihat foto yang masih ku pegang. Aku hanya bisa menangis dalam diam, air mataku terus mengalir. Hatiku sakit melihat Kyu, sangat sakit.

Aku benar-benar tak bisa bicara, lidahku kelu sekarang, pikiranku kosong, aku bingung, apa yang harus aku lakukan sekarang. Yang bisa aku lakukan sekarang hanya menyerahkan foto itu ke tangan Kyu yang masih meraba-raba kesegala arah.

“Thank you, thank you so much” Kata Kyu sambil berkali-kali membungkukan badan. “Ayo Roland kita pulang” Kata Kyu sambil memegang tali yang mengikat leher anjingnya.

Kyu berjalan tepat disisiku, aku bisa mencium aroma tubuhnya, aku bisa merasakan kehangatannya. Kehangatan yang selama ini selalu menemaniku. Kehangatan yang sedang aku cari. Tapi aku tak bisa bergerak. Tubuhku kaku  tiba-tiba, lidahkupun kelu, aku tak bisa berteriak, aku tak bisa mengatakan bahwa aku mencintainya, aku membutuhkannya.

Hanya air mataku yang terus mengalir dengan deras. Aku jatuh tertunduk di atas rumput taman. Angin dingin bertiup menerpa tubuhku, semakin mebekukan serpihan hatiku.



---END---

2 komentar: